PELARUGA - BINJAI |
Pelaruga merupakan objek wisata yang baru dibuka untuk umum
sejak tahun 2012 yang lalu. Pelaruga menawarkan banyak sekali objek wisata. Mulai sekedar main air, wisata
alam bahkan sampai yang menantang andrenalin. Pelaruga sendiri masih baru-baru ini terdengar berkat beberapa orang yang telah mengekspose tempat ini di sosmed.
Okeh, masa liburan pun telah tiba, saya dan teman-teman pun
memutuskan untuk jalan-jalan. Tujuan utama kami ialah Wisata Alam Pelaruga di
Binjai – Sumatera Utara. Perjalanan cukup panjang kami lewati sekitar 2 jam
dari Kota Medan dengan menggunakan sepeda motor.
Di Pelaruga ada banyak objek wisata yang bias kamu pilih
sesuai dengan waktu yang kamu punya, semakin banyak waktu kamu semakin banyak
wisata yang bisa kamu pilih.
Kolam Abadi |
Objek wisata pertama yang kami kunjungi ialah Kolam
Abadi. Kolam Abadi merupakan sungai yang sangat jernih airnya dan sangat sejuk
ketika kita berendam didalamnya. Nah ini wisata alam yang hanya bisa
dikunjungi oleh keluarga, sedangkan objek wisata lainnya hanya untuk mereka
yang suka wisata adrenalin dan tidak disarankan buat wisata keluarga.
Melawan Arus |
Setelah dari kolam abadi kami kemudian melanjutkan
perjalanan kami. Pertarungan menjelajah arus Sungai Pelaruga pun dimulai. Kalau
bisanya arung jeram dengan menggunakan perahu karet dan perlengkapan mendukung
lainnya, kalau disini hanya menggunakan Life Jacket aja! Kebanyang dong gimana
keseruannya melewati arus-arus yang
deras dengan suasana sungai yang berbatu-batu hanya menggunakan Life Jacket doang.? :D
Disini lah adrenalin kita diuji.
Untuk memulai arung jeram dengan tubuh yang hanya menggunakan Life Jacket, kita harus meloncat dari jembatan kayu kecil yang tingginya ± 5 Meter dari permukaan air. Sedangkan dibawah adalah sungai yang kedalamannya 2 – 4 Meter. Makin kebayang dong bagaimana adrenalin kita bakal di uji. Tapi tenang aja, kalau ga sanggup dari yang 5 Meter, kamu bisa loncat dari yang 2 Meter.
Untuk memulai arung jeram dengan tubuh yang hanya menggunakan Life Jacket, kita harus meloncat dari jembatan kayu kecil yang tingginya ± 5 Meter dari permukaan air. Sedangkan dibawah adalah sungai yang kedalamannya 2 – 4 Meter. Makin kebayang dong bagaimana adrenalin kita bakal di uji. Tapi tenang aja, kalau ga sanggup dari yang 5 Meter, kamu bisa loncat dari yang 2 Meter.
Kalau kamu sudah loncat, itu berarti kamu telah memulai arung jeramnya..
Yuhuuu…
Tubuh kita pun akan mengapung mengikuti arus yang cukup deras dengan bebatuan
dikanan-kiri ditambah air yang begitu jernih dan sejuk sangat melengkapi ini
semua. Sangat luar biasa fantasinya dari pada menggunakan perahu karet. Banyak gaya yang bisa digunakan saat mengikuuti arus ini. Ada gaya tidur, bahkan gaya ala Supermen yang seakan-akan terbang padahal berada didalam air yang berarus kuat.
Akhirnya, setelah cukup panjang mengikuti arus yang deras, terlontang-lanting dan menikmati kebersamaan yang bener-bener bisa saling menjaga sesama, kita pun
akhirnya menepi karna kita telah sampai di ujung arung jeram ini dan akan melanjutkan
ke objek wisata lainnya yaitu Air Terjun Teroh-Teroh.
Kita pun melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju
Air Terjun tersebut hingga akhirnya terdengar suara gemercik air terjun.
Sunguh
fantasi!
Untuk menuju air terjun pun kita harus menuruni anak tangga berupa bambu. Hingga
sampai dianak tangga terakhir pun kita harus berusaha kuat untuk melawan
derasnya arus yang disebabkan air terjun agar bisa sampai kebawah air terjun
terebut.
Berjuang dan berjuang dengan melawan derasnya arus air
terjun membuat kita harus semakin berusaha dan terus berusaha, agar tidak sampai
terseret arus ntah kemana. Hingga akhirnya usaha kita pun puas terbayar ketika
sampai di bawah Air Terjun.
Air Terun Teroh-Teroh |
Luar biasa, sejuknya air yang mengalir membuat saya
sontak teriak sepuasnya melepaskan penat yang ada. Lalu kita pun ga melupakan moment berfoto ria
ditempat ini karna selama arung jeram kita tidak bisa berfoto.
Air Terjun Teroh-Teroh |
Puas dengan air
terjun ini kami pun harus bergegas menuju objek wisata utama ditempat ini yaitu Air Terjun
Tongkat. Sebenernya masih ada beberapa objek wisata lainnya, seperti Batu Menangis dan ada sau air terjun lagi. Tapi berhubung kami datang sudah siang maka kami langsung saja ke Air Terjun Tongkat.
Untuk menuju Air Terjun ini kita akan wisata alam, dimana alam ini masih
terjaga banget kelestariannya. Hal itu terbukti dengan terlihatnya seekor babi hutan ditengah jalan.
Hutan Menuju Air Terjun Tongkat |
Setelah
tadi kita berarung jeram, perjalanan kali ini naik turun bebukitan yang
berhutan lebat. Hingga akhirnya terdengar kembali gemercik suara Air Terjun.
Kami pun sampai di anak tangga 90 derajat. Ya, sesuai dengan
namanya. Tangga ini sangat curam dan harus berhati-hati, karna jalanan licin dan anak tangga hanya terbuat
dari bambu yang membuat kita harus berhati-hati agar tidak terpeleset.
Tangga 90 Derajat |
Perjalanan panjang, menaiki dan menuruni berbukitan yang
cukup curam hingga akhirnya kami pun tiba di Air Terjun Togkat. 1 kata deh,
PUAS!
Ya gimana ga puas, perjalanan diawali dengan berendam di
Kolam Abadi, lalu arung jeram, lalu ke Air Terjun Teroh-Teroh hingga akhirnya bisa
menikmati puncak wisata ditempat ini, yaitu Air Terjun Tongkat. Begitu tiba aku langsung
loncat dari batu tertinggi hingga akhirnya menyentuh air yang sangat membuat
hati damai. Sungguh puas rasanyaa..
Air Terjun Tongkat |
Kami pun langsung menngabadikan moment-moment indah ditempat
ini.
Hingga sejam lamanya kami menikmati tempat ini, berenang, loncat dari bebatuan hingga kami mencoba ke turunan air terjun yang sangat deras.
Setelah sangat puas bisa ke tujuan utama yaitu Air Terjun Tongkat, Kami pun memutuskan untuk segera
kembali karna hari semakin sore dan cuaca kian tidak membaik.
Kami pun kembali ke pos awal dan melewati jalan lain yang
tidak kami jalani sedari tadi.
Yah, kali ini kami melewati lebatnya hutan karet, serta ladang milik masyarakat tapi tetap saja kami harus naik turun bukit yang cukup curam.
Yah, kali ini kami melewati lebatnya hutan karet, serta ladang milik masyarakat tapi tetap saja kami harus naik turun bukit yang cukup curam.
Perjalanan Di Hutan |
Akhirnya kami pun tiba di pos awal Objek Wisata Alam Pelaruga,
yang wisatanya luar biasa indah banget dan masih alami banget. Cocok banget
buat yang ingin menguji adrenalin!
Perjalanan panjang seharian ini dan kami pun harus menempuh perjalanan kembali menuju Kota Medan. Namun ternyata ban motor yang digunakan adik saya bocor, kami pun memutskan untuk berhenti dan meneduh karena hujan kian menderas.
Seusai ban motor di tambal namun hujan yang tak kunjung berhenti, kami pun harus tancap gas agar tidak kemalaman sampai di Kota Medan tepatnya dirumah masing-masing.
Yah. Perjalanan yang luar biasa menyenangkan dan melelahkan. Belum lagi besok siang saya ada penerbangan dan akan melanjutkan perjalanan menuju Pelalawan - Riau untuk melanjutkan perjalanan liburan saya. Pelaruga juga menjadi destinasi wisata saya yang terakhir dalam Tour Liburan Semester III kali ini.
Disini juga kami mendapatkan banyak sekali pelajaran yang bisa memotivasi kehidupan, untuk saya khususnya. Kita memang hidup terus mengikuti arus, kadang arusnya cukup kuat kadang arus yang datang tenang dan damai. Dalam perjalanan mengikuti arus tersebut kita juga terkadang harus menabrak bebatuan yang kadang cukup besar dan kadang tidak begitu besar. Ketika menabrak bebatuan kita pun akan merasa sedikit kesakitan. Ketika semuanya telah terlewati, maka kita akan sampai ditempat tujuan kita dan tidak hanyut kelain tempat.
Hal itulah yang membuat saya mendapat pelajaran untuk hidup. Dimana ketika arus mulai kuat, kita harus berusaha menahan diri agar tidak hanyut terbawa arus ketempat yang bukan kita kehendaki. Namun sebaliknya, ketika arusnya mulai tenang, kita harus berusaha berenang terus-menerus agar bisa mencapai arah dan tujuan yang pasti. Ketika mulai menemukan lokasi banyak bebatuannya, kita harus lebih waspada. Kita tidak tau apa yang akan terjadi kelak. Jika menabrak bebatuan yang cukup besar, maka akan semakin besar pula rasa sakit yang akan kita rasakan, sehingga kita harus berusaha untuk menghindari diri dari bebatuan besar tersebut. Jika kita menabrak bebatuan yang tidak begitu besar, memang akan sedikit terasa sakit, namun kita tetap merasakan sakit yang berlangsung sesaat saja. Sama seperti hidup, kadang untuk mencapai prestasi yang kita inginkan, kadang kita harus merasakan bagaimana sakitnya proses untuk mencapai prestasi tersebut. Sehingga setelah semua proses tersebut berakhir, maka kita akan menikmati hasil usaha yang telah kita lakukan.
Terima kasih banyak buat seluruh teman-teman yang sudah menemani liburanku selama beberapa minggu di Kota Medan. Semoga dapat bertemu kembali di lain waktu :D
Seusai ban motor di tambal namun hujan yang tak kunjung berhenti, kami pun harus tancap gas agar tidak kemalaman sampai di Kota Medan tepatnya dirumah masing-masing.
Yah. Perjalanan yang luar biasa menyenangkan dan melelahkan. Belum lagi besok siang saya ada penerbangan dan akan melanjutkan perjalanan menuju Pelalawan - Riau untuk melanjutkan perjalanan liburan saya. Pelaruga juga menjadi destinasi wisata saya yang terakhir dalam Tour Liburan Semester III kali ini.
Disini juga kami mendapatkan banyak sekali pelajaran yang bisa memotivasi kehidupan, untuk saya khususnya. Kita memang hidup terus mengikuti arus, kadang arusnya cukup kuat kadang arus yang datang tenang dan damai. Dalam perjalanan mengikuti arus tersebut kita juga terkadang harus menabrak bebatuan yang kadang cukup besar dan kadang tidak begitu besar. Ketika menabrak bebatuan kita pun akan merasa sedikit kesakitan. Ketika semuanya telah terlewati, maka kita akan sampai ditempat tujuan kita dan tidak hanyut kelain tempat.
Hal itulah yang membuat saya mendapat pelajaran untuk hidup. Dimana ketika arus mulai kuat, kita harus berusaha menahan diri agar tidak hanyut terbawa arus ketempat yang bukan kita kehendaki. Namun sebaliknya, ketika arusnya mulai tenang, kita harus berusaha berenang terus-menerus agar bisa mencapai arah dan tujuan yang pasti. Ketika mulai menemukan lokasi banyak bebatuannya, kita harus lebih waspada. Kita tidak tau apa yang akan terjadi kelak. Jika menabrak bebatuan yang cukup besar, maka akan semakin besar pula rasa sakit yang akan kita rasakan, sehingga kita harus berusaha untuk menghindari diri dari bebatuan besar tersebut. Jika kita menabrak bebatuan yang tidak begitu besar, memang akan sedikit terasa sakit, namun kita tetap merasakan sakit yang berlangsung sesaat saja. Sama seperti hidup, kadang untuk mencapai prestasi yang kita inginkan, kadang kita harus merasakan bagaimana sakitnya proses untuk mencapai prestasi tersebut. Sehingga setelah semua proses tersebut berakhir, maka kita akan menikmati hasil usaha yang telah kita lakukan.
Terima kasih banyak buat seluruh teman-teman yang sudah menemani liburanku selama beberapa minggu di Kota Medan. Semoga dapat bertemu kembali di lain waktu :D
No comments:
Post a Comment