Tuesday, March 19, 2013

Adventure



NYASAR BARENG BERSAMA TEMAN-TEMAN XII IPA 8

Hari ini tepat sehari usainya Ujian Akhir Semester T.A 2012/2013 dan hari ini pula kami diberi kesempatan libur oleh pihak sekolah. Rencananya saya berserta teman-teman saya ingin melakukan wisata ke Pantai Tirta di Deli Tua – Medan.

Trit.. tritt.. Handphoneku bergetar “Teman-teman kita kumpul didepan SMAN 5 Medan pukul 07.30 wib ya” kata temanku melalui sms. “oke” balasku

Setelah menerima sms dari teman, aku dan temanku lainnya segera berangkat menuju sekolah kami yang kebetulan tidak terlalu jauh dari rumah saya.

Oh iya, perkenalkan, namaku adalah Chandra. Kali ini saya jalan-jalan bersama teman-teman saya bernama : Rizki Rozaini, Rudyarto, Ilham Rifky, Camelia, Ratih Selviani, Khairany, dan Suci Rahayu.

Sekitar ± 07.30 satu persatu kami sudah kumpul di depan sekolah, dan pada akhirnya sekitar pukul ± 08.00 kami pun sudah kumpul semua.


“wee, kita kerumah Ratih dulu ya. Soalnya dia belum minta izin, jadi kita kerumahnya dulu minta izin sama mamanya” kata Camel
“oke mel” Kata kami semua

Kami pun langsung bergegas menuju rumah Ratih yang terletak di kawasan Marindal.
Ternyata perjalanan menuju rumah Ratih agak sedikit terganggu sebab ban motor Rudy mengalami kempes dan kami duga itu adalah bocor halus.

“Mel, ban motor Rudy dua-duanya kempes tu. Kami cari temple ban dulu ya. Kalian para wanita kerumah Ratih aja dulu. Nanti kita kumpul lagi di depan gang rumah ratih” kataku
“oke Chan. Nanti kalau sudah siap sms atau telfon ya” jawabnya
“oke Mel” kataku

Kami pun langsung berpisah, mereka langsung menuju rumah Ratih dan kami pun langsung mencari tempat tempel ban yang berada disekitar rumah Ratih.

Setelah mendapati tempat temple ban, kami pun segera bergegas menyuruh tukang temple bannya langsung menempel bannya Rudy yang kempes tadi. Setelah kurang lebih 20 menit, temple ban Rudy ternyata telah siap yang bagian belakang, sementara bagian depan hanya diisi angin saja. Langsung saja saya sms Camel dan segera datang agar tidak terlalu lama perjalanan kami nantinya

Sesampainya di depan gang rumah Ratih, kami pun langsung bertemu dengan Camel dan teman-teman lainnya dan langsung melanjutkan perjalanan menuju Pantai Tirta yang telahkami rencanakan.


****

Sekitar ± 1 jam perjalanan, kami ternyata tidak sadar bahwa kami telah kelewatan tempat tujuan kami, yaitu Pantai Tirta yang terletak tidak jauh juga dari Sibiru-biru.
Saat kami kelewatan, kami terus saja jalan dan sampai akhirnya kami menemukan sebuah papan baliho yang bertuliskan Air Terjun Sampuren Putih ± 3 KM.

“wee, kita udah kelewatan pantainya. Mutar ajalah kita yok” ajak Camel
“Akh, yang betul lah. Oia Mel, tadi aku lihat ada tulisannya Air Terjun tuh, kesitu ajalah kita. Biar lebih enak lagi. Lagiankan gak palah jauh lagi tu Mel” kataku mengajak mereka
“iya, disitu ajalah yok. Udah tanggung ni” tambah Rudy
“Yaudah yok la” kata Camel

Kami pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke Air Terjun tadi. Sekitar 30 menit berjalan, kami pun tidak menemukan Air Terjun itu. Kami pun memutuskan untuk menanya pada warga sekitar.
“permisi pak, Air Terjun disini dimana ya pak?” tanya Camel kepada salah satu warga
“oh, Air Terjunnya masih jauh lagi nak. sekitar 18 KM lagi lah dari sini” kata bapak itu
“oh, makasih ya pak” kata Camel lalu langsung menemui kami

“wee, kayak mana lagi ini. 18 KM lagi lokasinya. Lanjut aja?” tanya Camel
“Yaudah la mel, kita lanjut aja. Sudah tanggung ni. Udah jauh juga kita jalan. Mungkin uda setengah jalan pun kita ini” kataku kepada Camel
“yaudah, ayok lah kita berangkat” katanya


Kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju Air Terjun. Perjalanannya sungguh sanggat luar biasa. Jalanan yang penuh berlubang, dan kondisi jurang yang ada dimana-mana serta sempitnya jalan menuju lokasi Air Terjun. Tapi kami tetap melanjutkan perjalanan kami. Tak lama kemudian, kami menemukan kondisi perbukitan, persawahan dan pemandangan yang sangat indah.

“Baru kali inilah aku ketempat kayak gini ran, udah jalan hancur bagus hancur bagus, tapi seru juga ya. Hehe..” kataku kepada Khairany teman satu motorku
“Samalah chan. Aku juga baru pertama kali kayak gini lho. Pengalaman pertamalah” saut Khairany


****

Kami pun terus melanjutkan perjalanan kami, sampai pada akhirnya kami harus menaiki jalanan yang sangat menanjak. Motor yang aku, Khairany, Rizki, Ratih, Camel dan Suci berhasil menaiki jalanan tersebut. Namun motor Rudy tidak sanggup mendaki jalanan tersebut sehingga membuat ilham harus turun dan Rudy menancap gas agar bisa naik sampai keatas.

Pengalaman ini ialah pengalaman yang luar biasa yang pernah saya lalui. Kami pun meneruskan perjalanan kami sampai akhirnya kami menemukan persimpangan. Kami pun melihat petunjuk-petunjuk menuju Air Terjun yang ada disekitar. Setelah menemukan jalannya, kami pun meneruskan perjalanan kami.

Sesampainya dipemukiman warga, kami tetap menanyakan lokasi Air Terjun itu agar kami tidak salah jalan dan melakukan istirahat sejenak.

Seusai istirahat, kami langsung melanjutkan kembali perjalanan kami. Ternyata perjalanan yang menantang kembali kami temui, jalanan menurun yang tajam, penuh lubang serta jalan yang kami ini berbelok sangat tajam. Kami pun berdoa didalam hati agar tidak kenapa-kenapa sambil melanjutkan perjalanan ini.

Sampai pada akhirnya, kami pun sampai di sekitar kawasan air terjunnya. Namun motor Camel dan Suci belum sampai juga. Dengan harap-harap cemas kami pun berputar menemui mereka, ternyata mereka tertinggal jauh dibelakang kami dan akhirnya kami bertemu kembali.

“kalian inilah, buat kami cemas saja. Kami kirain kalian ntah kenapa-kenapa” kataku kepada Camel dan Suci
“iya. Tadi sandal Camel jatuh diatas, jadi aku turun dulu ngambilnya, sementara kalian terus jalan” kata Suci menjelaskan kepada kami

Setelah kami tau alasannya kami pun lega karna mereka tidak kenapa-kenapa. Kami pun langsung berangkat sama kembali. Perjalanan sekitar ± 500 M lagi dari tempat kami saat ini.

****

Sesampainya di lokasi, kami pun segera memarkirkan dan mengunci ganda sepeda motor kami dan langsung menuju lokasi Air Terjun. Berbekal informasi dari warga, akhirnya kami pun sampai juga dilokasi ini.

“Akhirnya ya wee, sampai juga kita disini. Kira-kira dimana ini wee?” tanyaku kepada mereka
“Kalau ngak salah di Sibolangit kita ini” kata Khairany
“yasudah, ayuk kita jalan kedalam. Jangan sampai ada yang ketinggalan” kata Camel

Kami pun segera berjalan kaki sekitar ± 500 M dari lokasi kami memarkirkan sepeda motor kami. Sambil berjalan kami pun masih sempat-sempatnya bercanda. Yang membuat lelah seakan hilang.
“akhirnya, sampai juga kita di Air Terjun ini. Oh iya, apa tadi namanya? Lupa pula aku” tanyaku
“aku pun lupa, kalau ga salah ada putih-putihnya gitulah” jawab Camel

Setibanya di Air terjun ini, kami langsung mengeluarkan segala keperluan yang dibutuhkan.
“Chan, foto dulu aku lah” kata Camel menyuruh aku yang baru meletakkan tasku
“Ya ampun mel, baru juga sampai, udah langsung foto-foto akh” kataku meledeknya
“Iya gpp lah” ledeknya kembali


Kami pun langsung berfoto-foto kemudian Rudy langsung menukar pakaiannya dan segera cebur ke dalam airnya.

Air terjunnya tidak begitu tinggi namun cukup indah. apa lagi yang ada disini hanyalah kami saja. Seakan-akan Air Terjun ini milik kami saja.

Setelah cukup berfoto-foto, Camel dan teman-teman wanita langsung menegluarkan makan siang kami dan segera mengajak kami untuk makan siang bersama.

Kami pun mulai menyendok nasi masing-masing dan segera menyantapnya. Emm., begitu sejuk rasanya makan siang bersama di tepi Air Terjun dengan panorama alam yang tak kalah indah pula. Sungguh sanggat berasa kebersamaan ini.

Usai makan siang kami pun melanjutkan aktifitas kami kembali untuk mengabadikan kejadian ini. Sangat fantastic sekali bisa berkelana dan berpetualang ramai-ramai  begini.
Sampai pada akhirnya kami pun memutuskan untuk meninggalkan lokasi karna sudah terlalu siang dan kondisi cuaca tiba-tiba gelap.

****

Sekitar pukul ± 13.30 kami pun segera meninggalkan lokasi Air Terjun ini.
“Coba kalian tanya sama penjual itu, jalan ini lebih dekat gak kalau ke Medan dari pada jalan kita tadi. Terus tembusnya nanti dimana?” kata Rizki memberi saran
“iya mel, coba kamu tanya sama penjual itu” tambahku menyuruh Camel
“kak, kalau ke Medan lebih dekat jalan mana kak? Yang sebelah kanan atau yang kiri?” tanya Camel
“kalau mau ke Medan, lebih baik kalian lewat jalan sebelah kiri ini dek, biar tidak terlalu jauh kalian nantinya” kata kakak itu
“nanti tembus dimana kalau jalan itu kak?” tanya Camel kembali
“nanti kalian tembus ke Bandar Baru dek” kata kakak penjual itu
“trima kasih ya kak” kata Camel mengakhiri pembicaraan


Kami pun melewati jalan yang lain untuk kembali pulang ke Medan dan meninggalkan Air Terjun Sampuren Putih.

Kami pun serombongan pergi meninggalkan lokasi Air Terjun Sampuren Putih yang terletak di Sibolangit ini. Kali ini kami melewati jalan yang lebih bagus dari jalan kami tadi saat menuju Air Terjun.

****

Setelah cukup lama berkendara, tidak lama kemudian saya melihat kearah sepeda motor Rudy dan menemui kejanggalan disana

“Rudy, ban depan kalian kempes lagi ya?” tanyaku
“Iya ni. Padahal pas tadi kita baru berangkat tidak seperti ini” jawabnya
“Yasudah nanti kalau ada temple ban kita temple aja lagi” kataku memberi saran

“mel, jalannya ga usah terlalu kencang ya. Soalnya ban motor Rudy kempes lagi tu” kataku menyamperi motor Camel yang berada diposisi paling depan
“oh iya oke” jawab Camel


Perjalanan pun kami lanjutkan sambil berharap ditempat seperti ini ada tukang tambal ban. Sampai akhirnya kami sampai di Desa Suka Maju. Kami pun menanyai warga sekitar akan adanya tempat tempel ban disekitar sini.

“permisi pak, jalan ini benar menuju Bandar Baru” kata Camel kepada salah satu warga sekitar
“iya bener dek. Nanti ikuti saja jalan yang seperti ini sampai jalan besar dan belok kekanan saat adanya persimpangan. Jangan sampai belok kiri ya, nanti kalian akan menuju berastagi” jawab bapak itu
“pak, kalau tempat tempel ban dimana ya pak?” tanya saya
“kalau tempel ban di dekat balai desa didepan nanti dek. Kalian terus aja nanti” jawab bapak itu
“oke pak. Terima kasih ya pak” kata saya sambil melontarkan senyum
“iya sama-sama dek. Hati-hati kalian ya” kata bapak itu kepada kami semua


Kami pun melanjutkan perjalanan sampai akhirnya ketemu balai desa yang dikatakan oleh bapak tadi dan akhirnya menemukan tempat tempel bannya.

“bagaimana, bisa tempel bannya?” tanya Rizki
“ga ada orangnya yang bisa nempel ban kata kakak itu. Orangnya lagi pergi katanya” jawab Rudy
“yaudah di isi angin ajalah rud, nanti kalau sudah ketemu jalan besar baru kita tempel. Soalnya kita juga mengejar waktu ni” kata Camel


Akhirnya Rudy pun hanya mengisi angin saja dan kami melanjutkan pejalanan kami dengan formasi berkendara yang baru. Rudy sendirian, sementara saya bersama Ilham. Camelia bonceng tiga bersama Suci dan Khairany. Sedangkan Rizki bersama Ratih.

Perjalanan pun kami lanjutkan. Sepanjang perjalanan kami menemukan pemandangan yang lebih indah di banding perjalanan saat kami pergi tadi. Tak lama kemudian, Kami pun akhirnya keluar di Bandar Baru dan segera mencari tempat tempel ban yang ada.

****

Setelah menemukan tempat tempel ban yang ada, ternyata tempat tempel ban itu penuh dan kami memutuskan mencari tempat yang lainnya. Sementara itu, kami menyuruh Rizki duluan saja pulang bersama Ratih. Sebab, orangtua Ratih sudah menelfon kami agar ia cepat pulang. Rizki pun setuju dan akhirnya mereka pulang duluan, sementara kami harus mencari tempat tempel ban dahulu.

Perjalanan kami lanjutkan, sampai pada akhirnya kami telah melewati Hill Park Sibolangit dan terus memacu kendaraan dengan sangat kencang. Ternyata saat saya melihat ke speedometer, kecepatan saya sudah melebihi 90 KM/jam. Saya pun segera menurunkan kecepatan saya sbab saya melihat Rudy mulai melambat dan sepertinya dia sudah menemukan tempat tempel ban yang cocok.
Kami semua pun berhenti.


“kalau ada yang mau istirahat, disitu saja kalian istirahat. Ada pondoknya” kata Rudy memberi saran
“iya, capek kali nih, udah pegel tanganku” kataku

Kami pun langsung menuju tempat pondok itu. Sementara itu, Suci langsung saja tepar tidur di pondok itu
“Hati-hati chi, ada monyet itu. Nanti minta tidur disebelahmu pula tu. Hahaha..” kataku tertawa diikuti tawa dari teman-teman.


Kebetulan sekali ada tempat tempel ban yang seperti ini. Hal ini membuat kami bisa istirahat sejenak sambil bermain dengan monyet yang ada disekitar pondok itu. Kami juga beberapa kali menanyai posisi Rizki dan Ratih.

Sekitar ± 30 Menit kemudian, motor Rudy pun telah selesai di tambal dan sudah kuat kembali untuk kembali ke Medan. Kami pun segera melanjutkan perjalanan kami yang masih memakan waktu sekitar ± 1 ½ jam lagi.

“sudah selesai nih, ayok berangkat lagi” ajak Rudy
“Yaudah yok. Kalau bisa ngebut kalian ya chan. Biar cepat kita sampainya” kata Camel
“iya mel, tenang ajalah” jawabku

Kami pun bergegas berangkat dan memacu kendaraan kami seecepat mungkin dan dengan kondisi hati-hati juga. Kebetulan hari ini adalah hari selasa, jadi jalanan tidak seramai seperti hari-hari libur atau akhir pekan.

****

Sesampainya kami di kota Pancur Batu, kami pun was-was, sebab Khairany dan Suci tidak memakai helm. Kami hanya berharap agar polisi tidak ada sehingga kami bisa bergerak bebas menjuju Medan.

Alhasil, setelah kami berharap-harap cemas, hal yang kami takuti pun tidak terjadi. Kami pun langsung ngebut kembali kearah Medan


Tak lama kemudian kami pun sampai di Simpang Pos, Padang Bulan. Kami kembali berharap-harap cemas akan adanya polisi. Sbab biasanya di sekitar sini banyak polisi yang nongkrong dan kerap merazia. Setelah terlihat aman, kami pun berpisah jaga jarak dan memutuskan untuk bertemu di rumah Suci nanti. Setelah semua setuju, kami pun melaksanakan yang telah kami rencanakan ini

Sekitar ± 20 menit kemudian kami pun akhirnya bertemu di rumah Suci. Kami pun beristirahat sejenak di rumah Suci dan dari situ kami mulai berpisah dan segera menuju rumah masing-masing.

Perjalanan kali ini sangat-sangat melelahkan. Suatu perjalanan yang sangat amat berbahaya namun seru dan menjadi perjalanan pertama saya yang tak terlupakan bersama teman-teman saya. Sesampainya dirumah, saya pun langsung tepar dan tertidur pulas. Saya pun berharap bisa jalan-jalan seperti ini bersama sobat-sobat saya.

*** Sekian ***

Berikut ini foto-foto seputar petualangan kami hari ini :

Petualangan bersama

Foto bersama di Air Terjun Sampuren Putih Sibolangit 

Panorama Indahnya Air Terjun Sampuren Putih

Tempel ban ketika perjalanan pulang di Sibolangit - SUMUT

2 comments: