Berikut ini Cerpen yang berhasil masuk ke meja redaksi chandrasirait.blogspot.com
Karya : Fadhilah Azrina
Sekolah/Kelas : SMAN 5 Medan (XI IPA 8) Indonesia
Judul : Renungan pagi
Aku
tersentak dengan suara yang sering kudengar setiap pagi. Perlahan semakin
mengeras, hingga akhirnya aku tak tahan lagi untuk bangkit dari mimpi indahku.
Aroma sarapan pagi pun mulai menusuk hidung. Dinginnya udara merembes ke kulit
hingga tulang. Lalu kutarik lagi selimut. Mataku mulai terpejam lagi, menyusuri
kepingan-kepingan mimpi yang belum sempat kususuri. Namun fikiranku menerawang,
antara takut terlambat ke sekolah atau tetap menikmati mimpi indahku.
Aku mulai
terbangun, belum sadar sepenuhnya. Kutapaki ruangan kamar yang tidak terlalu
lebar tapi cukup nyaman bagiku, lalu kuambil handuk yang digantung dibelakang
pintu. Aku mulai berjalan lagi sempoyongan ke arah kamar mandi.
Setelah
berhasil mencapai kamar mandi, ternyata adikku sedang berada di dalam kamar
mandi. Aku berjalan sedikit ke arah utara kamar mandi. Ruang keluarga, isinya
sofa yang empuk, bantal-bantal besar, permadani yang terhampar. Aku berjalan ke
arah ruangan yang hangat itu. 'Tak apalah bersantai sebentar disini sambil
menunggu adikku yang sedang di kamar mandi' fikirku.
Aku mulai
terduduk di sofa, perlahan lahan mengambil bantal, meluruskan kaki, lalu kepala
yang disandarkan. Fikiranku melayang layang lagi. Terasa dingin lagi menusuk
kulitku. Kuselimutkan kakiku dan sebagian badan dengan menggunakan handuk yang
telah kubawa. Mataku terpejam lagi.
•••
Aku berlari
lari menuju gerbang sekolah. Nafasku tersengal sengal. Dan setelah sampai di
gerbang, aku diusir. Kulihat jam yang melingkar ditanganku, 08.35 am.
Sial!!
Perlahan lahan timbul rasa menyesal di benakku. Andai saja tadi malam aku tidak
tidur larut dan tadi pagi tidak tidur lagi di sofa. Sekarang aku sangat
bingung, apa yang harus kulakukan saat ini. Aku bukanlah tipe anak yang nakal.
Aku tidak pernah absen, tidak pernah cabut, sering mengerjakan pr, tidak pernah
terlambat, rajin membantu orang tua,serta rajin menabung dan menggosok gigi.
Tapi mengapa, karna hari ini, semua kebaikanku hancur. Bayangkan saja, aku di
usir dari sekolah. Disuruh pulang. Semua ini bagaikan nila setitik rusak susu
sepanci.
Aku
termenung lagi di depan gerbang sekolah. Ingin rasanya memohon agar diizinkan
masuk, dan mengikuti pelajaran. Tapi, aku takut dimarahi. Mengingat waktu
keterlambatanku yang keterlaluan, aku terdiam lagi menatap ke arah selokan di
depan sekolah. Kuperhatikan warnanya, hijau, kuning, hitam jadi satu.
Fikiranku
melayang lagi, kalau aku pulang, aku takut Mama akan memarahiku. Tapi aku harus
kemana? Sangat tidak mungkin jika aku harus pergi ke Mall. Pasti peristiwa
pengusiran bagiku akan terjadi lagi.
Namun apalah
daya, aku bingung harus melangkah kemana. Biarlah aku pergi, walaupun tak tahu
harus kemana, kulangkahkan saja kakiku. Aku mulai berjalan menyusuri jalan yang
tadi pagi kulewati. Tiba-tiba aku didatangi oleh para preman. Aku takut, tapi
kakiku serasa tertanam. Mereka semakin dekat. Dan salah satu dari mereka
berkata kepadaku:
"eh,
mau cabut kau ya! Masih anak sekolah udah cabut-cabut kau. Bagi dulu uangmu
untuk beli rokok".
Kemudian aku
menjawab, "aku terlambat bang, aku pun lagi gadak duit ini bang".
Preman itu
tiba tiba membentak, "alaaahh, banyak kali cakap kau. Kau pun kayaknya
anak orang kaya ya. Jam kau itu jam mahal. Gak mungkin kau gak ada duit!!"
kata preman itu membentakku.
"Betul
bang gak ada duitku. Udah abis tadi gara-gara naik becak bang ngejarkan ke
sekolah", jawabku polos.
Kemudian,
aku pun berlari. Namun para preman itu tetap saja mengejarku. Jantungku sudah
berdebar keras. Aku pun berlari menuju pasar, 3 preman itu terus
mengikutiku.
Aku
bersembunyi dibalik keranjang sayur. Namun dengan cepat para preman itu
menemukanku. Aku berlari lagi diantara para kerumunan orang yang sedang berjual
beli. Aku punya ide.
Tiba tiba
aku berteriak sekencang kencangnya "cccooopppeeett,, pak, buk ada copet,
awasss"
Kemudian
seorang pria tegap datang menghampiriku dan bertanya, "mana copetnya
dek?"
"Itu
bang, 3 orang yang bertato itu"
Orang orang
di pasar pun percaya karna memang para preman itu memiliki perawakan yang mirip
dengan copet. Aku pun berlari mengejar angkot apa saja yang lewat. Aku menaiki
angkot ke arah rumahku, namun harus menyambung angkot sekali lagi untuk sampai
kerumahku.
Aku mulai
tenang. Tak lama, orang yang disampingku turun dari angkot. Kulirik jam lagi.
Sekarang sudah pukul 09.43 am. Perutku terasa bergetar. Aku belum sarapan,
karna tadi pagi terburu buru. Aku berencana untuk singgah di warung lontong di
daerah tempat aku menyambung angkot nanti. Lalu setelah dari sana, aku ingin ke
warnet untuk menghabiskan waktuku sehingga Mamaku tidak tahu bahwa aku telah
diusir dari sekolah karna keterlambatanku.
Sudah hampir
sampai. Kuraba kantong ku untuk mengambil dompet. Lalu aku tersentak. Dimana
dompetku? Aku kaget. Aku kecopetan. Lalu aku bertanya pada penumpang yang lain,
apakah ada melihat dompet jatuh atau tidak. Ternyata wanita yang di depanku
berkata bahwa orang yang disampingku yang turun tadi lah yang telah mencopetku.
Ia takut untuk mengatakannya padaku tadi. Karna pencopet itu telah
mengancamnya. Setelah sampai ditujuanku, akupun turun dari angkot. Supir angkot
membebaskan ongkosku, bahkan aku diberinya uang dua ribu rupiah untuk
menyambung angkot ke rumah.
Jantungku
dag dig dug tak karuan lagi. Aku pasrah. Miris sekali hidupku hari ini. Ibarat
jatuh ke jurang, tertimpa tiang listrik lagi.
Sekujur
tubuhku lemas. Aku sangat menyesali perbuatanku tadi pagi yang sengaja tidur di
sofa. Andai saja itu tak kulakukan, pasti aku aman belajar di sekolah. Aku
berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Kemudian aku
berjalan sempoyongan di pinggir jalan. Lalu aku mendengar suara klakson mobil.
Aku terkejut dan berteriak.
•••
"Di,
bangun jangan teriak-teriak gitulah. Nanti tetangga datang" terdengar
suara mamaku.
Mataku
mengerjap, aku terbangun. Masih di sofa, dengan selimut handuk.
"Ngapain
bawa-bawa handuk di?" Mamaku bertanya. Aku masih bingung.
"Oh,
mau mandi ma. Mau ke sekolah. Eh, dah jam berapa ini Ma? Nanti Adi terlambat ke
sekolah"
"Udah
jam 9 ini", kata mamaku.
"Owalah,
jadi cemana ini Ma? Nanti Adi diusir kalo terlambat Ma", Kataku dengan
nada lemas dan putus asa.
" Jam 9
malam ini di. Ayo makan malam kita. Ini Mama udah masak", kata Mamaku
lagi.
"Iss,
Adi gak jadilah ke sekolah lah ya Ma", aku masih setengah sadar.
"Ngapain
ke sekolah malem-malem", kata Mamaku heran.
"Oh
iya, tadi Adi fikir Mama masak sarapan, jadi Adi bangun, alarm pun tadi
idup", kataku menjelaskan.
"Tadi
kan kamu tidurnya abis magrib, mungkin itu alarm buat belajar" kata Mama.
"Oh
iya, baru inget Ma. Siapa tadi di kamar mandi Ma? Untung aja ada orang dikamar
mandi, kalo enggak kan udah mandi juga Adi ini" Tanyaku sambil tertawa
kecil kepada Mama..
"Tadi
si Ade dikamar mandi. Lagi BAB tadi dia Di" Jawab
Mama..
"Oh,
besok banguni Adi ya Ma, biar besok Adi gak terlambat datang ke sekolah"
pintaku pada Mama agar besok pagi di banguni supaya tidak telat datang ke
sekolah.
"Iya.
Makan dulu yuk Di, Papa sama si Ade sudah duluan itu" jawab Mama sambil
mengajak aku agar makan malam bersama.
"Iya
Ma, nanti Adi nyusul. Duluan aja makan malamnya" pintaku..
Aku terkekeh
sendiri, namun didalam hati berjanji agar
tidak akan terlambat ke sekolah lagi., dan ini merupakan pengalaman pertamaku..
No comments:
Post a Comment