Monday, April 23, 2012

CERPEN



Berikut ini Cerpen yang berhasil masuk ke meja redaksi chandrasirait.blogspot.com

Karya               : Fadhilah Azrina
Sekolah/Kelas : SMAN 5 Medan (XI IPA 8) Indonesia
Judul                : Renungan pagi

Aku tersentak dengan suara yang sering kudengar setiap pagi. Perlahan semakin mengeras, hingga akhirnya aku tak tahan lagi untuk bangkit dari mimpi indahku. Aroma sarapan pagi pun mulai menusuk hidung. Dinginnya udara merembes ke kulit hingga tulang. Lalu kutarik lagi selimut. Mataku mulai terpejam lagi, menyusuri kepingan-kepingan mimpi yang belum sempat kususuri. Namun fikiranku menerawang, antara takut terlambat ke sekolah atau tetap menikmati mimpi indahku.
Aku mulai terbangun, belum sadar sepenuhnya. Kutapaki ruangan kamar yang tidak terlalu lebar tapi cukup nyaman bagiku, lalu kuambil handuk yang digantung dibelakang pintu. Aku mulai berjalan lagi sempoyongan ke arah kamar mandi.


Setelah berhasil mencapai kamar mandi, ternyata adikku sedang berada di dalam kamar mandi. Aku berjalan sedikit ke arah utara kamar mandi. Ruang keluarga, isinya sofa yang empuk, bantal-bantal besar, permadani yang terhampar. Aku berjalan ke arah ruangan yang hangat itu. 'Tak apalah bersantai sebentar disini sambil menunggu adikku yang sedang di kamar mandi' fikirku.
Aku mulai terduduk di sofa, perlahan lahan mengambil bantal, meluruskan kaki, lalu kepala yang disandarkan. Fikiranku melayang layang lagi. Terasa dingin lagi menusuk kulitku. Kuselimutkan kakiku dan sebagian badan dengan menggunakan handuk yang telah kubawa. Mataku terpejam lagi.

•••

Aku berlari lari menuju gerbang sekolah. Nafasku tersengal sengal. Dan setelah sampai di gerbang, aku diusir. Kulihat jam yang melingkar ditanganku, 08.35 am.
Sial!! Perlahan lahan timbul rasa menyesal di benakku. Andai saja tadi malam aku tidak tidur larut dan tadi pagi tidak tidur lagi di sofa. Sekarang aku sangat bingung, apa yang harus kulakukan saat ini. Aku bukanlah tipe anak yang nakal. Aku tidak pernah absen, tidak pernah cabut, sering mengerjakan pr, tidak pernah terlambat, rajin membantu orang tua,serta rajin menabung dan menggosok gigi. Tapi mengapa, karna hari ini, semua kebaikanku hancur. Bayangkan saja, aku di usir dari sekolah. Disuruh pulang. Semua ini bagaikan nila setitik rusak susu sepanci.
Aku termenung lagi di depan gerbang sekolah. Ingin rasanya memohon agar diizinkan masuk, dan mengikuti pelajaran. Tapi, aku takut dimarahi. Mengingat waktu keterlambatanku yang keterlaluan, aku terdiam lagi menatap ke arah selokan di depan sekolah. Kuperhatikan warnanya, hijau, kuning, hitam jadi satu.
Fikiranku melayang lagi, kalau aku pulang, aku takut Mama akan memarahiku. Tapi aku harus kemana? Sangat tidak mungkin jika aku harus pergi ke Mall. Pasti peristiwa pengusiran bagiku akan terjadi lagi.
Namun apalah daya, aku bingung harus melangkah kemana. Biarlah aku pergi, walaupun tak tahu harus kemana, kulangkahkan saja kakiku. Aku mulai berjalan menyusuri jalan yang tadi pagi kulewati. Tiba-tiba aku didatangi oleh para preman. Aku takut, tapi kakiku serasa tertanam. Mereka semakin dekat. Dan salah satu dari mereka berkata kepadaku:
"eh, mau cabut kau ya! Masih anak sekolah udah cabut-cabut kau. Bagi dulu uangmu untuk beli rokok".
Kemudian aku menjawab, "aku terlambat bang, aku pun lagi gadak duit ini bang".
Preman itu tiba tiba membentak, "alaaahh, banyak kali cakap kau. Kau pun kayaknya anak orang kaya ya. Jam kau itu jam mahal. Gak mungkin kau gak ada duit!!" kata preman itu membentakku.

 "Betul bang gak ada duitku. Udah abis tadi gara-gara naik becak bang ngejarkan ke sekolah", jawabku polos.

Kemudian, aku pun berlari. Namun para preman itu tetap saja mengejarku. Jantungku sudah berdebar keras. Aku pun berlari menuju pasar, 3 preman itu terus mengikutiku. 
Aku bersembunyi dibalik keranjang sayur. Namun dengan cepat para preman itu menemukanku. Aku berlari lagi diantara para kerumunan orang yang sedang berjual beli. Aku punya ide.
Tiba tiba aku berteriak sekencang kencangnya "cccooopppeeett,, pak, buk ada copet, awasss"
Kemudian seorang pria tegap datang menghampiriku dan bertanya, "mana copetnya dek?"
"Itu bang, 3 orang yang bertato itu"

Orang orang di pasar pun percaya karna memang para preman itu memiliki perawakan yang mirip dengan copet. Aku pun berlari mengejar angkot apa saja yang lewat. Aku menaiki angkot ke arah rumahku, namun harus menyambung angkot sekali lagi untuk sampai kerumahku.
Aku mulai tenang. Tak lama, orang yang disampingku turun dari angkot. Kulirik jam lagi. Sekarang sudah pukul 09.43 am. Perutku terasa bergetar. Aku belum sarapan, karna tadi pagi terburu buru. Aku berencana untuk singgah di warung lontong di daerah tempat aku menyambung angkot nanti. Lalu setelah dari sana, aku ingin ke warnet untuk menghabiskan waktuku sehingga Mamaku tidak tahu bahwa aku telah diusir dari sekolah karna keterlambatanku.


Sudah hampir sampai. Kuraba kantong ku untuk mengambil dompet. Lalu aku tersentak. Dimana dompetku? Aku kaget. Aku kecopetan. Lalu aku bertanya pada penumpang yang lain, apakah ada melihat dompet jatuh atau tidak. Ternyata wanita yang di depanku berkata bahwa orang yang disampingku yang turun tadi lah yang telah mencopetku. Ia takut untuk mengatakannya padaku tadi. Karna pencopet itu telah mengancamnya. Setelah sampai ditujuanku, akupun turun dari angkot. Supir angkot membebaskan ongkosku, bahkan aku diberinya uang dua ribu rupiah untuk menyambung angkot ke rumah.
Jantungku dag dig dug tak karuan lagi. Aku pasrah. Miris sekali hidupku hari ini. Ibarat jatuh ke jurang, tertimpa tiang listrik lagi.
Sekujur tubuhku lemas. Aku sangat menyesali perbuatanku tadi pagi yang sengaja tidur di sofa. Andai saja itu tak kulakukan, pasti aku aman belajar di sekolah. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Kemudian aku berjalan sempoyongan di pinggir jalan. Lalu aku mendengar suara klakson mobil. Aku terkejut dan berteriak.

•••

"Di, bangun jangan teriak-teriak gitulah. Nanti tetangga datang" terdengar suara mamaku.
Mataku mengerjap, aku terbangun. Masih di sofa, dengan selimut handuk.
"Ngapain bawa-bawa handuk di?" Mamaku bertanya. Aku masih bingung.
"Oh, mau mandi ma. Mau ke sekolah. Eh, dah jam berapa ini Ma? Nanti Adi terlambat ke sekolah"
"Udah jam 9 ini", kata mamaku.
"Owalah, jadi cemana ini Ma? Nanti Adi diusir kalo terlambat Ma", Kataku dengan nada lemas dan putus asa.
" Jam 9 malam ini di. Ayo makan malam kita. Ini Mama udah masak", kata Mamaku lagi.
"Iss, Adi gak jadilah ke sekolah lah ya Ma", aku masih setengah sadar.
"Ngapain ke sekolah malem-malem", kata Mamaku heran.
"Oh iya, tadi Adi fikir Mama masak sarapan, jadi Adi bangun, alarm pun tadi idup", kataku menjelaskan.
"Tadi kan kamu tidurnya abis magrib, mungkin itu alarm buat belajar" kata Mama.
"Oh iya, baru inget Ma. Siapa tadi di kamar mandi Ma? Untung aja ada orang dikamar mandi, kalo enggak kan udah mandi juga Adi ini" Tanyaku sambil tertawa kecil kepada Mama..
"Tadi si Ade dikamar mandi. Lagi BAB tadi dia Di" Jawab Mama..
"Oh, besok banguni Adi ya Ma, biar besok Adi gak terlambat datang ke sekolah" pintaku pada Mama agar besok pagi di banguni supaya tidak telat datang ke sekolah.
"Iya. Makan dulu yuk Di, Papa sama si Ade sudah duluan itu" jawab Mama sambil mengajak aku agar makan malam bersama.
"Iya Ma, nanti Adi nyusul. Duluan aja makan malamnya" pintaku..


Aku terkekeh sendiri, namun didalam hati berjanji agar tidak akan terlambat ke sekolah lagi., dan ini merupakan pengalaman pertamaku..

No comments:

Post a Comment